portaldatiga.com-Gayo Lues | Kapolres Gayo Lues Polda Aceh AKBP Efrianza SIK menerima kunjungan silaturrahmi Dari Kapten inf Bayu Dantim BAIS wilayah Gayo Lues dan Aceh tenggara di aula lobi Polres Gayo Lues.(23/02/2023)
Kapolres melalui Kasihumas AKP Zulfikar SH mengatakan bahwa maksud kunjungan silaturrahmi dari Kapten inf Bayu Dantim BAIS wilayah Gayo Lues dan Agara ini bertujuan untuk optimalisasi sinergitas TNI-Polri diwilkum Polres Gayo Lues, sinergitas ini merupakan hal penting untuk menjaga stabilitas keamanan nasional terutama diwilkum polres Gayo Lues;
Sementara Itu Dantim BAIS menerangkan bahwa Badan Intelijen Strategis (disingkat BAIS TNI) adalah organisasi yang khusus menangani intelijen kemiliteran dan berada di bawah komando Markas Besar Tentara Nasional Indonesia, BAIS bertugas untuk menyuplai analisis-analisis intelijen dan strategis yang aktual maupun perkiraan ke depan biasa disebut jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang kepada Panglima TNI dan Kementerian Pertahanan
Dalam membangun bangsa tidak bisa dilakukan sendiri-sendiri, tapi perlu kerja sama dan kolaborasi berbagai komponen bangsa untuk mencapai kemajuan dan keunggulan.
“Dengan kualitas dan nasionalisme yang mumpuni, akan menjadi mudah bagi TNI-Polri bersama komponen bangsa lainnya untuk bekerja sama membangun ketahanan nasional melalui pertahanan militer & nonmiliter,” kata dia.
Selain itu, integrasi TNI-Polri harus mendapat dukungan dari masyarakat sipil, di tingkat pusat dan daerah.
Dia menambahkan, ada beberapa upaya untuk mengoptimalisasi integrasi TNI-Polri dan komponen bangsa lainnya, yang terbagi dalam tiga tingkatan.
“Tingkat Strategis: Membahas turunan produk perundang-undangan pertahanan militer & nirmiliter untuk memberikan maupun melengkapi peraturan perundang-undangan yang sudah ada, baik itu di TNI, Polri dan komponen bangsa lainnya,” ujarnya.
Kedua, tingkat organisasi menyangkut pengembangan koordinasi, kerja sama serta komunikasi antara TNI-Polri dan komponen bangsa lainnya seperti dengan meningkatkan kembali pemahaman jiwa korsa dan aplikasinya. Sehingga solidaritas yang bersifat fanatisme yang salah dapat ditinggalkan.
“Meningkatkan dan memperbaiki koordinasi inter dan antar institusi. Meningkatkan intensitas latihan bersama dalam menghadapi operasi gabungan untuk bencana alam, Covid-19, ataupun separatism,” ucapnya.
Pada level ini, pelibatan Badan Intelijen Negara sebagai representasi organisasi sipil dan koordinator sektor intelijen sangat diperlukan mengingat, intelijen adalah first line of defense dalam kelangsungan hidup suatu negara.
“Untuk itu, penguatan koordinasi antara intelijen TNI (BAIS), intelijen Polri (BIK), serta penyelenggara intelijen lainnya seperti kejaksaan, imigrasi dan bea cukai sangat diperlukan untuk mencegah tumbuhnya paham radikalisme, baik dalam dan luar negeri, yang dapat mengganggu program pembangunan nasional,” katanya.
Ketiga, tingkat program yakni, peningkatan kompetensi, kesejahteraan dan pendidikan di entitas masing-masing. Dengan kapasitas TNI-Polri dan komponen bangsa lainnya yang semakin baik, maka akan terwujud kemantapan dalam koordinasi dan kerjasama dalam menjaga stabilitas keamanan nasional. (red/Rc)