Biografi Tokoh, Portal Datiga –Said Sani lahir pada tanggal 09 Oktober 1969 di sayap kiri Kabupaten Gayo Lues, tepatnya di Kecamatan Tripe Jaya, Desa Rebebe.
Pada masa itu, kondisi Desa Rebebe masih sangat terisolir, jauh dari kata pembangunan, yang ada hanya rimbunan hutan mengampit tempat kelahirannya.
Di sinilah ia memulai mengenyam pendidikan dasar, anak yatim malang yang ditinggal ayahnya yang bernama Said Asan semenjak masih kecil itu, harus berjuang dan dibesarkan ibunya yang bernama HJ. Jelimah untuk mengubah takdir kehidupan.
Pada tahun 1977 tepat diumur 8 tahun, ia masuk Sekolah Dasar di Desa Rebebe dengan segala keterbatasan pendidikan di masa itu, Said Sani tetap bersemangat menjalani pendidikan dan akhirnya membuahkan hasil, hanya dalam kurun waktu lima tahun, ia mampu menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasarnya.
Setelah menyelesaikan Sekolah Dasar lima tahun, ia mulai berpikir untuk melanjutkan ke jenjang Sekolah Menengah Pertama, ia sadar pada masa itu, Sekolah SMP belum ada di Kecamatan Tripe Jaya.
Jikapun ia harus melanjutkan, harus meninggalkan orang tua dan membutuhkan biaya tidak sedikit. Namun, ia berpikir jika tidak melanjutkan pendidikan maka nasibnya tidak akan pernah berubah.
Dengan segala keterbatasan ekonomi, akhirnya dengan bermodalkan tekad mendaftarkan diri ke SMP Tampeng Kute Panjang dan lulus, namun sayang sekali karena terbentur masalah biaya, Said Sani tak bisa mengurus biaya administrasi dan biaya perlengkapan sekolah, akhirnya mengundurkan diri.
Tak mau meratapi keadaan, ia pun mulai mencari solusi pulang ke Kampung Rebebe, meminta bantuan pada tokoh masyarakat Rerebe yaitu Datu Pun Kener Mantan Gecik Rerebe bagaimana solusi untuk mendapatkan pendidikan ke jenjang SMP tanpa biaya.
Lalu ia pun diberikan solusi untuk masuk ke Panti Asuhan di Biak Muli Aceh Tenggara. Tanpa pikir panjang Mantan Ketua Pemuda Pancasila Kecamatan Terangun 1993-1997 ini akhirnya pergi ke Aceh Tenggara.
Perjalanan ke Aceh Tenggara, ia didampingi dan dibawa oleh Datu Pun Kener ke Panti Asuhan, namun dalam perjalanannya, kedatangannya diketahui oleh Pakcik Said Usman adik kandung almarhum Ayahnya (Satu Bapak Lain Ibu) yang berdomisili di Kuning Satu.
Di sana ia tidak diperkenankan tinggal di panti asuhan, Pakciknya tersebut menawarkan untuk tinggal bersamanya dan menyekolahkannya di SMP Negeri Kuning dan setelah naik kelas 2, ia pun pulang kampung ke Rebebe.
Setelah pulang, ia dijumpai oleh Abangnya Said Muhammad Aman Muse agar pindah ke SMP Negeri Gunung Lauser Desa Peparik Gaib, dan disinilah ia menyelesaikan pendidikan SMP tahun 1986.
Setelah menyelesaikan pendidikan SMP, ia belum puas, ia tetap ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi lagi Sekolah Menengah Atas. Ia tidak peduli lagi dengan semua keterbatasannya.
Anak yatim malang ini tetap ingin menyelesaikan pendidikan, setidaknya tingkat SMA. Meskipun dukungan yang didapatkan hanya sebatas nasehat, ia tetap percaya di mana ada kemauan di situlah impian akan menemukan jalannya sendiri.
Tahun 1986 ia mendaftarkan diri sekolah di SMA negeri 1 Blangkejeren, dengan terbata-bata menjalani pendidikan. Setelah naik kelas 2 di sekolah SMA Negeri 1 Blangkejeren setelah itu, ia memilih merantau ke Nagan Raya Kabupaten Aceh Barat kala itu.
Di Nagan Raya, sambil merantau ia mendaftarkan diri ke Sekolah SMA Negeri Seunagan. Di sini ia tinggal bersama Mamak Rumah Rayeuk keluarga Abu Habib Muda Seunagan atau Habib Peulekung. Dua taun kemudian ia menyelesaikan pendidikan SMA nya pada tahun 1989.
Pada tahun 1992, Said Sani menikah dengan HJ. Jamiah, ia membangun bahtera rumah tangga di Desa Rebebe, Tepat pada 1999 sampai dengan 2004 ia dipercaya masyarakat di sana sebagai Kepala Desa, inilah cikal baka mantan manager PLTMH Rebebe ini mengenal dunia politik, dalam kepemimpinannya pada masa itu, kondisi Desa Rebebe tak ada bedanya dengan wilayah Aceh lainnya, keadaan sedang terjadi konflik bersenjata.
Setelah Gayo Lues menjadi Kabupaten 2002 dan tepatnya pada tahun 2004 Kabupaten Gayo Lues selenggarakan Pemilihan Legislatif, dengan dorongan dan dukungan masyarakat agar dirinya pun ikut berpartisipasi sebagai kandidat, akhirnya ia pun ikut bertarung dan terpilih menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Gayo Lues dari Partai Golkar periode 2004-2009.
Untuk priode selanjutnya, ia pun mencalonkan diri dan terpilih kembali menjadi anggota DPRK Gayo Lues dari Partai Kedaulatan Priode 2009-2014, pada tahun 2012 ia daulat menduduki posisi wakil ketua DPRK sampai akhir jabatan.
Pada tahun 2014 Ayah dari 4 anak ini ikut bertarung dan terpilih lagi dari partai Golkar, di sini pada tahun 2016 ia ikut mencalonkan diri sebagai Wakil Bupati Gayo Lues berpasangan dengan H. Muhammad Amru dan terpilih sebagai pemenang Priode 2017-2022.
Abdi Whienargayo