Home / Aceh / Headline

Minggu, 26 November 2023 - 08:03 WIB

Banjir Aceh Tenggara dari Waktu ke Waktu, Puluhan Nyawa Telah Melayang

Portal Datiga, Aceh Tenggara – Banjir setelah hujan deras melanda wilayah Kabupaten Aceh Tenggara dan menyebabkan meluapnya beberapa sungai hingga ke permukiman warga.

Adapun 15 kecamatan terdampak antara lain Kecamatan Bambel, Kecamatan Semadam, Kecamatan Babussalam, Kecamatan Lawe Bulan, Kecamatan Ketambe, Kecamatan Lawe Sumur, Kecamatan Bukit Tusam, Kecamatan Tanoh Alas, Kecamatan Babul Rahmah, Kecamatan Lawe Alas, Kecamatan Darul Hasanah, Kecamatan Deleng Pokhisen, Kecamatan Lawe Sigala-gala, Kecamatan Babul Makmur dan Kecamatan Badar.

Akibat lain dari banjir tersebut, tercatat pada hari Selasa (21/11/2023), dua orang telah dinyatakan hanyut dan meninggal dunia, belasan rumah  hanyut, dipenuhi kumbangan dan kebun warga hancur.

Jika melihat kebelakang, banjir di Aceh Tenggara sepertinya sudah menjadi tamu tetap di kala musim hujan dari waktu ke waktu, dan momok yang menakutkan bagi masyarakat di sana.

Sepertinya Pemda Aceh Tenggara, Provinsi dan Pusat perlu melakukan koordinasi cepat untuk membuat langkah-langkah strategis menyelesaikan persoalan banjir di Aceh Tenggara sebelum korban semakin bertambah untuk musim hujan yang akan datang.

Berikut daftar insiden banjir di Aceh Tenggara yang menelan korban :

Sekitar tahun 1980-an, pernah terjadi banjir bandang yang menewaskan puluhan orang dan menyebabkan kerugian material sangat besar. Namun tidak ada catatan pasti berapa jumlah korban dan jumlah kerugian.

Pada tahun 2005, insiden banjir terjadi dua kali di Aceh Tenggara tepatnya pada bulan April dan Oktober. Dikutip dari downtoearth-indonesia.org, banjir bandang yang melanda Aceh Tenggara pada 26 April 2005 menewaskan setidaknya 19 orang serta melukai puluhan lainnya. Banjir yang membawa batu-batu dan kayu, menghancurkan rumah-rumah penduduk saat sebagian besar warga tengah tidur. Desa Lawe Gerger, Lawe Mengkudu, dan Lawe Lak-Lak adalah yang terparah diterjang banjir.

Dalam laporan itu dijelaskan jumlah korban meninggal 19 atau 20 orang. Jumlah rumah hancur cukup banyak. Beberapa jalan hancur dan tak dapat dilalui. Banjir tersebut menghantam saat terjadi hujan deras yang menyebabkan Sungai Alas meluap.

Beberapa bulan kemudian di Tahun yang sama, tepatnya 19 Oktober 2005, banjir bandang kembali melanda Kecamatan Semadam, Aceh Tenggara, dan setidaknya tercatat 12 orang meninggal dunia.

Dalam laporan detik.com, 19 Oktober 2005, banjir dan longsor yang terjadi di Aceh Tenggara, 18 Oktober 2005, menyebabkan ribuan warga enam desa di Kecamatan Semadam terpaksa mengungsi ke sejumlah tempat. Pada 19 Oktober 2005, para pengungsi sudah memenuhi tiga tempat, yakni Stadion Haji Syahadat dan Gedung Olahraga di Jalan Manunggal, Kutacane, serta Bandara Alas Leuser.

Sementara dalam liputan6.com, 19 Oktober 2005, banjir bandang menghancurkan lima desa di Aceh Tenggara, 18 Oktober 2005. Jumlah rumah hancur cukup banyak, sehingga ribuan penduduk terpaksa mengungsi. Berdasarkan pantauan dari udara saat itu, sebagian besar jalan tertutup lumpur cukup tebal. Jalan utama yang menghubungkan Kutacane dengan Medan, Sumatera Utara juga belum bisa dilalui kendaraan roda empat. Kawasan permukiman di lima desa tak ubahnya seperti daerah aliran sungai.

Bencana itu menyebabkan sekitar 500 rumah di lima desa rusak parah. Kelima desa itu, yakni Titi Pasir, Semadam Awal, Simpang Semadam, Lawe Beringin Gayo, dan Lawe Tua. Sebanyak 20 jiwa menjadi korban, dan 2.000 orang mengungsi. Di Desa Lawe Beringin Gayo 10 orang tewas, Simpang Semadam (7), Semadam Awal (1), dan Lawe Tua (1), dan Titi Pasir (1). Mereka meninggal dunia karena tidak sempat melarikan diri akibat banjir bandang datang secara tiba-tiba.

Sedikitnya 200 hektare (ha) lahan pertanian hancur. Lahan sawah di Simpang Semadam tertimbun tanah dan sebagian besar dipenuhi kayu gelondongan. Sedangkan fasilitas umum yang rusak di antaranya tempat ibadah, gedung sekolah, dan puskesmas.

Banjir bandang itu menyisakan derita yang luar biasa. Pada 25 Oktober 2005, sekitar 40 orang korban luka-luka masih berbaring di Rumah Sakit Umum (RSU) Haji Dokter Sahuddin di Kutacane. Sebagian besar korban mengalami luka akibat terkena kayu gelondongan yang digulung banjir. Lima orang di antaranya patah tulang.

Banjir bandang yang berdampak terhadap ribuan jiwa itu sebenarnya telah diidentifikasi tim Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Aceh. Informasi dan peringatan dini telah diberikan Walhi kepada Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana dan Pengungsi (Satlak PBP) Aceh Tenggara sejak beberapa bulan sebelumnya. Menurut pihak Walhi, identifikasi ini dilakukan sebagai bagian respons bencana banjir yang terjadi sebelumnya.

Banjir bandang kembali menimpa Aceh Tenggara, tepatnya pada 11 April 2017, pukul 18.00 WIB. Banjir besar tersebut membawa material lumpur dan kayu-kayu menimbulkan korban jiwa dan kerusakan.

Keterangan bnpb.go.id seperti dilansir dari Portalsatu.com pada 12 April 2017, banjir tersebut berlangsung secara cepat. Terdapat delapan desa di dua kecamatan yang terdampak langsung banjir bandang, yaitu Kecamatan Semadam meliputi Desa Suka Makmur dan Desa Lawe Beringin. Sedangkan di Kecamatan Lawe Sigala-Gala melanda Desa Lawe Rakat, Lawe Kesumpat, Batu Dua Ratus, Lawe Sigala Barat, Kayu Mbelin, dan Lawe Tua Gabungan.

Berdasarkan data sementara dari Posko Tanggap Darurat BPBD Aceh Tenggara dilaporkan dampak banjir bandang menyebabkan dua orang meninggal dunia yaitu Boru Panjaitan (80 tahun) dan Terang Panjaitan (18 bulan) yang hanyut akibat banjir. Satu orang masih dalam pencarian, sedangkan tiga orang yang hanyut sudah berhasil ditemukan dalam kondisi pingsan. Ribuan masyarakat terdampak banjir bandang.

Sebanyak 298 rumah mengalami kerusakan yaitu 127 unit rumah rusak berat, 91 unit rumah rusak sedang, dan 80 unit rumah rusak ringan. Daerah yang paling parah terdampak banjir bandang adalah Desa Suka Makmur Kecamatan Semadam, 31 rumah rusak berat, 20 rumah sedang dan 15 rumah rusak ringan. Sedangkan di Desa Kayu Mbelin Kecamatan Lawe Sigala-Gala terdapat 29 rumah rusak berat, 41 rumah rusak sedang.

Sebanyak 648 kepala keluarga masih mengungsi di tempat ibadah di Desa Lawe Tua, Kecamatan Lawe Sigala Gala, akibat bencana banjir bandang itu. “Hingga Jumat pagi tercatat 648 KK atau 2.476 jiwa masih berada di posko pengungsian di satu gereja di Desa Lawe Tua,” kata Koordinator Pos SAR Kutacane, Risky Hidayat di Kutacane, Jumat, 14 April 2017.

Dia menyebutkan sebanyak 2.000 jiwa penduduk berasal dari lima desa yang terletak di lereng pengunungan kawasan ekosistem Gunung Leuser. Lima desa itu, yakni Lawe Sigala Barat tercatat 66 KK atau 180 jiwa, Kayu Belin 80 KK atau 220 jiwa, Lawe Tua Persatuan 146 KK atau 568 jiwa, Desa Lawe Tua Gabungan 159 KK atau 608 jiwa, dan Desa Lawe Sigala Timur 195 KK atau 900 jiwa.

Dikutip dari Kompas.id pada tahun 2022 banjir bandang  kembali terjadi di Kecamatan Darul Hasanah, Kabupaten Aceh Tenggara, Aceh, Rabu (2/11/2022). Banjir bandang menelan dua korban jiwa dan puluhan rumah warga rusak.

Banjir bandang di Kabupaten Aceh Tenggara, Aceh, menelan dua korban jiwa. Samine (55) dan anaknya, Siah Indah (15), warga Desa Rambung Jaya, Kecamatan Darul Hasanah, tewas tertimbun material banjir bandang.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Tenggara Nazmi Desky dihubungi dari Banda Aceh, Rabu (2/11/2022), mengatakan, banjir bandang terjadi pada Selasa (1/11/2022) sekitar pukul 22.00. Sebagian warga sudah terlelap.

Air bah yang datang secara tiba-tiba membuat warga panik. Kayu gelondongan dan bebatuan meluncur deras menabrak rumah-rumah warga. Puluhan rumah rusak karena dihantam material yang dibawa air bah.

Samine dan Siah Indah yang malam itu berada di rumah tidak sempat menyelamatkan diri. Keduanya terseret air bah. Jenazah korban baru ditemukan pada Rabu pagi pada jarak 1 kilometer dari rumah korban. Jenazah korban telah dikebumikan.

-Dari berbagai sumber

Kutipan; Abdi Whienargayo

Share :

Baca Juga

Aceh

Berikut Penjelasan.Rekanan Pelaksana Optimalisasi SPAM IKK Blangkejeren Gayo Lues

Aceh

Polres Gayo Lues terima penghargaan sebagai Satker IKPA terbaik dengan nilai terbaik (100) periode Triwulan I tahun 2023 KPPN Kutacane 

Aceh

Banjir Melanda, Jalan Lintas Blangkejeren – Kota Cane Tidak Bisa Dilewati

Aceh

Dalam Waktu 3 (tiga) Jam Tim Resmob Polres Gayo Lues dan Polsubsektor Rumah Bundar Berhasil Menangkap AH Pelaku Curanmor

Headline

Kabar MA Bakal Kabulkan PK KSP Moeldoko, SBY ke Kader Demokrat: Jika Keadilan tak Datang, Kita Berhak Memperjuangkannya

Aceh

AHY Pastikan Untuk Selesaikan Lahan Eks Kombatan GAM Sebelum Oktober 2024

Aceh

Unit Resmob Satreskrim Polres Gayo Lues Amankan Pelaku Pencurian

Aceh

Mentri AHY Sambut Baik Investasi Elon Musk di Indonesia