Home / Aceh / Aceh Tengah / Bener Meriah / Edukasi / Gayo Lues / Headline / Home / Nasional / Opini / Politik

Sabtu, 5 Oktober 2024 - 03:35 WIB

Gayo Butuh Pemimpin Seperti Ayah !!!

Gayo adalah sebuah negri yang dulunya mempunyai cerita dan sejarah berupa kerajaan, Gayo meruapakan Suku bangsa asli yang mendiami dataran tinggi Gayo di Provinsi Aceh. Wilayah tradisional suku Gayo meliputi Kabupaten Aceh Tengah, Kabupaten Bener Meriah, Kabupaten Gayo Lues, dan beberapa sebarannya di Kabupaten Aceh Tenggara.

Seiring waktu daerah gayo sudah mulai berkembang dan daerahnya pun sudah banyak dididiami oleh berbagai suku, baik itu aceh, Jawa, padang, batak dan masih banyak suku lainnya.

Pada dasarnya Gayo meiliki kerajaan tertua yaitu kerajaan linge. Yang berdiri untuk membela masyarakat gayo (urang gayo) dari penjajahan. Serta mempertahan kan daerahnya dari penjajahan demi harga diri urang gayo.

Reje linge yang memiliki jiwa untuk berjuang dengan keahlian dan kemampuannya untuk mempertahankan marwah gayo. Artinya urang gayo harus ber marwah.
Tak ada yang dapat menindas marwah urang gayo.

Miris dengan tata kedudukan pemimpin yang terjadi saat ini. Yang sekarang seolah tak menghargai perjuangan pahlawan dengan visi misi nya. Setiap daerah mempunyai sosok yang di banggakan. Namun seperti anak yang ditirikan, tak lagi ada perhatian khusus, lahan gayo lahan orang.

Niat pahlahawan kita urang gayo tak lagi dilanjutkan, kekayaan alam sudah di garap oleh asing dan yang lainnya, Dimana lagi ada sosok atau jiwa reje linge yang mempertahankan warisan kekayaan untuk cucu-cucunya urang gayo.

Sebenarnya sama hal dengan kita memimpin rumah tangga yang membesarkan anak dan mencari sesuatu untuk bisa dimanfaatkan dikemudian hari.

Sosok pemimpin seperti ayah yang mementingkan segala kebutuhan keluarganya, sosok seperti inilah yang dapat kita raja kan dalam kehidupan ini. Namun di masa saat ini raja untuk urang gayo apakah sudah ber-angan sedemikian? Atau kah hanya ingin duduk dengan fasilitas mewah dan jabatan kekuasaan yang di rebut kan? Tanpa memikirkan kebutuhan urang gayo.

Dilema yang terjadi saat ini sangatlah jauh dari tujuan yang sebenarnya, demokrasi yang membuka celah untuk penjajah terbuka lebar. Apakah darah gayo akan bertahan dengan otak pemimpin yang dilahirkan dari suara terbanyak?
Jika hitungan banyak menjadi sebuah keputusan maka mudah dimasa ini untuk mendatangkan jumlah.

Maka kita urang gayo harus berinisiatif untuk bisa membulatkan tekad untuk meneruskan hasil perjuangan darah dan nyawa pahlawan kita.

“Jangan merasa kita semua dapat menjadi pemimpin hingga terpecah, Sedangkan penjajah mengusung satu yang bulat”

Mengalah untuk menang, mungkin ini yang harus kita terapkan jika kita ingin hak kita untuk kita.
(Agus)

 

 

Share :

Baca Juga

Aceh

Polsek Rikit Gaib Gelar Patroli Terpadu Jelang Pemilu

Aceh

Tiba di Kota Balikpapan, Menteri AHY Menuju IKN untuk Peresmian dan Penyerahan Sertipikat Istana Negara dan Istana Garuda

Aceh

Sekda LIRA Gayo Lues: Dana Bos Wajib Di Umumkan di papan Pengumuman Sekolah 

Gayo Lues

Dump Truk Milik Pemprov Aceh Diduga Disewakan Oknum Kabid Dinas Pertanian Gayo Lues

Edukasi

Wamen ATR/Waka BPN Beri Orasi Ilmiah Ajak Wisudawan UMM untuk Terus Belajar

Aceh

Kajari Gayo Lues Ismail Fahmi Jadi Kajari Favorit di ADHYAKSAdigital Award 2024

Aceh

Evaluasi Kinerja Jajaran di Semester I, Menteri AHY: Program Strategis Kementerian ATR/BPN Menyentuh Seluruh Lapisan Masyarakat

Aceh

Kunjungi Kampung Naga, Delegasi Konferensi Internasional Menyaksikan Langsung Praktik Terbaik Pendaftaran Tanah Ulayat di Indonesia