Gayo Lues- Siapa triumvirat Gayo Lues saat ini? Jika pertanyaan ini dimunculkan, maka jawaban jelas dan pasti, tidak akan jauh-jauh dari sosok Ibnu Hasyim, Muhammad Amru dan Irmawan.
Pengaruh ketiga tokoh ini dalam circle kekuasaan Gayo Lues tidak bisa dipandang sebelah mata. Treck record yang berbicara, merekalah pelopor yang mampu memberi warna jalannya demokrasi perpolitikan Gayo Lues.
Bukan hanya di Gayo Lues, nama besar mereka sebagai sosok berpengaruh di Gayo Lues terkenal seantero Aceh, khususnya di wilayah Dataran tinggi Gayo – Alas.
Pertempuran demi pertempuran telah mereka lalui di lembah Gunung Lauser ini. Perebutan kekuasaan, perbedaan pandangan, segala kegaduhan dan perdamaian telah mereka arungi sebagai sosok petarung yang berani dan pantang menyerah.
Terkadang sangking biasnya pergerakan mereka, ada yang menduga, suatu saat nanti keberadaan mereka dianggap sebuah legenda fiksi di Gayo Lues. Bukan mahakarya dalam dunia nyata. Semoga tidak.
Hari ini, tahun 2024. Dengan munculnya sosok kandidat Suhaidi-Maliki telah membuka mata masyarakat Gayo Lues, seberapa hebatpun perbedaan dalam ego kekuasaan, selalu ada ruang untuk menyatu, tidak selamanya para Panglima di depan, ada kalanya menurunkan ego, bersatu menciptakan Panglima selanjutnya untuk kepentingan orang banyak. Masa memang demikian adanya, rotasi alam tidak bisa elakkan.
Nampak jelas, Ketiga warna paling kontras di Gayo Lues telah melebur dalam keberSAMAan yang hangat, dan mampu memberikan kesan positif kepada masyarakat Gayo Lues, bahwa disetiap perbedaan hanyalah bumbu-bumbu politik, muaranya tetaplah kepentingan orang banyak.
Suhaidi-Maliki pun tak kalah penting dalam mengambil peran, dan menunjukkan sikap hormat yang paripurna, kepada mereka yang berpengalamanlah tempat belajar terbaik.
Banyak yang berharap dengan menyatunya triumvirat dibarisan Suhaidi-Maliki, Visi menjadikan Gayo Lues yang Islami, Berdaya Saing dan Sejahtera akan terwujud dengan mudah. Semoga.
(Aw)