Takengon,portaldatiga.com |Aceh Tengah — Pasar Paya Ilang, salah satu pasar tradisional terbesar di Takengon, Aceh Tengah, terus memainkan peran penting dalam ekonomi masyarakat Gayo. Sebagai pusat perdagangan yang selalu ramai, pasar ini menjadi tempat bagi para pedagang lokal untuk memasarkan berbagai hasil bumi, seperti sayuran, kopi Gayo, ikan tawar, dan produk-produk kerajinan khas daerah.
Setiap harinya, pasar ini dipenuhi oleh pedagang dan pembeli dari berbagai wilayah di sekitar Takengon. Banyak petani dari daerah pedalaman Gayo membawa hasil panen mereka untuk dijual, seperti kopi yang telah dikenal hingga mancanegara, serta komoditas lainnya seperti sayur mayur, buah-buahan, dan rempah-rempah. Tak hanya produk hasil bumi, Pasar Paya Ilang juga dikenal sebagai tempat perdagangan berbagai kebutuhan sehari-hari, mulai dari pakaian hingga alat rumah tangga.
Menurut salah satu pedagang, kehadiran pasar ini sangat membantu perekonomian masyarakat karena harga yang ditawarkan relatif terjangkau dan kualitas produk yang tersedia pun cukup baik. “Setiap harinya ada ratusan orang yang datang ke sini. Kami sangat terbantu dengan adanya pasar ini untuk menjual produk kami tanpa perlu jauh-jauh ke kota lain,” ungkap Amiruddin, seorang pedagang sayur lokal.
Pasar Paya Ilang juga menjadi salah satu destinasi wisatawan yang berkunjung ke Takengon, terutama bagi mereka yang ingin merasakan langsung suasana pasar tradisional di tanah Gayo. Para wisatawan sering kali datang untuk membeli oleh-oleh khas seperti kopi Gayo dan melihat langsung kehidupan masyarakat setempat.
Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah berkomitmen untuk terus mendukung keberlangsungan Pasar Paya Ilang sebagai pusat perekonomian. Salah satu langkah yang diambil adalah dengan melakukan perbaikan infrastruktur dan memastikan kebersihan serta keamanan pasar tetap terjaga.
Pasar Paya Ilang diharapkan dapat terus berkembang dan menjadi salah satu ikon ekonomi daerah yang tidak hanya mendukung kebutuhan masyarakat lokal, tetapi juga memperkuat sektor pariwisata di Takengon.
Agus