Serangan Brutal di Tengah Perayaan Suci
Pada bulan Ramadan 2025, Israel kembali melancarkan serangan militer besar-besaran di Jalur Gaza, mengakibatkan ribuan korban jiwa dan melukai puluhan ribu warga sipil. Serangan ini bahkan berlanjut hingga hari raya Idul Fitri (30-31 Maret 2025), mengubah momen kemenangan umat Islam menjadi tragedi berdarah. Menurut laporan Kementerian Kesehatan Palestina, setidaknya 830 warga Palestina tewas selama periode ini, termasuk ratusan anak-anak dan perempuan .

Pada hari pertama Idul Fitri, serangan udara Israel menghantam tenda pengungsian, rumah penduduk, dan fasilitas medis di Khan Younis, Rafah, dan Jabalia. Sedikitnya 64 orang tewas dalam serangan dini hari tanggal 30 Maret, termasuk 15 petugas medis dan pekerja kemanusiaan yang sedang berusaha menyelamatkan korban sebelumnya . Di Kota Gaza, warga terpaksa melaksanakan salat Id di atas reruntuhan masjid yang hancur, sementara suara tembakan artileri terus menggema .

Korban Anak-Anak dan Petugas Medis
Anak-anak menjadi korban paling rentan dalam serangan ini. Data Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) menyebutkan, **rata-rata 30 anak Palestina tewas setiap hari** selama 535 hari terakhir, dengan satu anak terbunuh setiap 45 menit . Pada Idul Fitri, lima anak termasuk dalam delapan korban yang tewas akibat serangan udara di Khan Younis .

Petugas medis juga menjadi sasaran. Pada 23 Maret, Israel menembak delapan paramedis PRCS dan lima pekerja pertahanan sipil di Rafah. Jenazah mereka ditemukan terkubur di kuburan massal seminggu kemudian . Federasi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC) mengecam tindakan ini sebagai **”serangan paling mematikan terhadap pekerja kemanusiaan sejak 2017″** .

Krisis Kemanusiaan yang Semakin Parah
Blokade Israel terhadap bantuan kemanusiaan memperburuk kondisi di Gaza. Warga kesulitan mendapatkan makanan, air bersih, dan obat-obatan. “Mereka seharusnya menikmati hidangan lebaran, tetapi hari ini bahkan sulit mendapat satu kali makan,” ujar jurnalis Al Jazeera, Hind Khoudary .

Sejak 7 Oktober 2023, total korban tewas di Gaza mencapai **50.277 orang**, dengan 114.095 lainnya terluka . Ratusan ribu warga mengungsi ke sekolah-sekolah dan tenda darurat, sementara rumah sakit seperti Nasser di Khan Younis kewalahan menangani korban .

Respons Internasional dan Upaya Gencatan Senjata 
Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) telah mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas dugaan **kejahatan perang dan genosida** . Sementara itu, upaya mediasi oleh Mesir, Qatar, dan AS masih berlangsung, meski belum membuahkan kesepakatan. Hamas menyatakan kesediaan menerima proposal gencatan senjata, tetapi Israel menolak syarat-syarat yang diajukan .

Nasib Warga Gaza: Antara Harapan dan Keputusasaan
“Kami keluar untuk membuat anak-anak bahagia, tapi mana mungkin? Tidak ada Idul Fitri di sini,” ujar Saed al-Kourd, seorang pengungsi di Deir al-Balah . Tradisi berbagi makanan, pakaian baru, dan kunjungan keluarga hilang digantikan oleh duka dan ketakutan.

Serangan Israel yang terus berlanjut hingga hari kedua Idul Fitri di Rafah memaksa warga mengungsi lagi, meninggalkan rumah yang sudah hancur . Di tengah tekanan militer dan kelaparan, warga Gaza hanya punya satu harapan: *perang segera berakhir*.


portaldatiga.com