Demo Asosiasi DT Galus Transport Soroti Ketimpangan Investasi: Antara Harapan Ekonomi dan Gelombang Penolakan Industri
Oleh: Redaksi
portaldatiga.com – Kabupaten Gayo Lues kembali diwarnai aksi demonstrasi. Kali ini, aksi dilakukan oleh Asosiasi Dump Truck Gayo Lues Transport (DT GALUS TRANSPORT) menuntut agar para pelaku usaha angkutan material lokal lebih diberdayakan dalam kegiatan industri yang berinvestasi di wilayah tersebut.
Para sopir dan pengusaha angkutan material yang tergabung dalam asosiasi menyuarakan aspirasi mereka agar kehadiran berbagai industri di Gayo Lues seperti industri getah pinus dan pertambangan tidak hanya menguntungkan pihak perusahaan besar, tetapi juga memberikan ruang partisipasi nyata bagi pelaku usaha lokal.
“Kami tidak menolak investasi, tapi kami ingin diberdayakan. Jangan sampai kami hanya jadi penonton di daerah sendiri,” ujar salah satu perwakilan DT GALUS TRANSPORT dalam orasinya di depan kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRK) Kabupaten Gayo Lues. 06/10/2025.
Diketahui, sejumlah perusahaan besar kini beroperasi di Gayo Lues, di antaranya PT Hopson, PT KHBL, PT PMI, dan PT Rosin yang bergerak di bidang pengolahan getah pinus, serta PT Gayo Mineral Resources (PT GMR) yang beroperasi di sektor pertambangan.
Masuknya investasi itu sebenarnya membawa potensi besar bagi peningkatan ekonomi daerah. Namun, sebagian masyarakat menilai manfaat ekonomi belum dirasakan secara langsung, terutama oleh pelaku usaha kecil dan transportasi lokal yang menjadi ujung tombak distribusi material.
Fenomena ini menimbulkan dua pandangan yang saling berseberangan.
Di satu sisi, kelompok masyarakat yang menolak kehadiran industri beralasan bahwa aktivitas eksploitasi sumber daya alam, terutama di sektor hutan dan tambang, berpotensi merusak lingkungan dan mengancam sumber mata pencaharian masyarakat sekitar.
Sementara di sisi lain, kelompok yang mendukung kehadiran investasi berharap kegiatan industri tersebut bisa membuka lapangan kerja baru, menggerakkan roda ekonomi, serta memberi peluang bagi pengusaha lokal ,termasuk anggota DT GALUS TRANSPORT untuk ikut terlibat dalam rantai pasok industri.
Di tengah tarik-menarik kepentingan ini, pemerintah daerah dinilai belum sepenuhnya hadir untuk mengatur dan menengahi berbagai kepentingan tersebut. Hingga kini, belum ada regulasi atau kebijakan yang secara khusus mengatur pemberdayaan pelaku usaha lokal dalam kegiatan industri besar di Gayo Lues.
“Pemerintah seharusnya menjadi penyeimbang, memastikan investasi berjalan tapi masyarakat juga sejahtera,” ujar salah satu pengamat lokal yang hadir di lokasi aksi.
Masyarakat kini menunggu langkah konkret pemerintah daerah untuk menyusun regulasi yang berpihak pada kepentingan bersama menjaga keseimbangan antara keberlanjutan lingkungan, manfaat ekonomi, dan keadilan bagi pelaku usaha lokal.
Tinggalkan Balasan